Pages

Marque

- KETIKA SEBUAH KATA TERUCAP DARI HATI YANG TULUS, MAKA KATA ITU AKAN BERSEMAYAM DIDALAM JIWA, TETAPI SAAT KATA TERUJAR DARI SEBUAH LIDAH, MAKNA KATA HANYA ADA DI TELINGA -

Friday, August 19, 2011

Kutipan ngabuburit........

Suatu sore di bulan puasa, menjelang buka puasa biasanya hampir kebanyakan orang sibuk untuk mencari jajanan untuk berbuka, seorang anak kecil terlihat dengan semangat memacu sepedanya menuju satu tempat di sisi sebuah lapangan, ternyata disana terdapat banyak sekali tempat jajanan menjelang berbuka puasa, tak jauh  darinya tampak seorang bapak mengendarai sebuah motor matik berboncengan dengan anaknya yang masih sebaya dengan bocah pengendara sepeda tadi. Ternyata si bocah tadi menuju sebuah gerobak penjual es buah tak beda dengan orang tua pengendara motor matik tadi, namun tampaknya gerobak es buah itu bukan hanya diburu oleh mereka, dari kejauhan nampak bahwa gerobak itu telah dipenuhi oleh pembeli pembeli yan lain yang ternyata juga sangat berminat untuk membeli es buah.. Dengan posturnya yang kecil, si bocah pengendara sepeda tadi nampak antri di deretan belakang para peminat es buah, tak ketinggalan dibelakangnya ikut juga antri orang tua pengendara motor matik untuk mebeli jajanan tersebut. Setelah cukup lama dan sedikit berjuang untuk dapat giliran membeli es buah, akhirnya si bocah berhasil menyerahkan uangnya kepada si penjual es, namun karena kecil dan pendek tangannya, uang tersebut jatuh, belum sempat ia mengambil uang yang jatuh tadi dan menyerahkan kembali kepada si penjual, si bapak pengendara motor matik mendahului menyerahkan uang untuk membeli es buah. Si bocah kembali harus menunggu giliran membeli, tak berapa lama si bapak berhasil membeli 5 bungkus es dan dengan tersenyum kembali menuju motor yang diparkir tak jauh dari gerobak penjual es tersebut dimana disana telah menunggu anaknya diatas motor. Sementara si bocah pengendara sepeda kembali menyerahkan uang kepada penjual es... tapi sayang... ternyata es tersebut telah habis, lima bungkus es yang diborong oleh bapak tadi ternyata adalah bungkus terakhir dari penjual es tersebut. Dengan sedikit kecewa si bocah meninggalkan penjual es tersebut menuju penjual yang lain, tapi setelah menimbang nimbang ia memutuskan untuk tidak jadi mengantri karena waktu berbuka sudah dekat, akhirnya demi menjaga buka puasa agar tepat waktu dirumah, ia membatalkan antri untuk membeli es, si bocah tetap dengan semangat memacu sepedanya menuju pulang kembali kerumahnya.

Tanpa disadari, anak bapak pengendara motor matik memperhatikan kejadian tersebut, hatinya kasihan kepada si bocah karena tak berhasil membeli es untuk berbuka, sementara ayahnya berhasil membeli 5 bungkus, karena tergerak hatinya ia memberanikan diri meminta kepada ayahnya untuk memberikan satu atau dua bungkus es yang dibelinya kepada bocah tadi, awalnya si bapak sedikit tak rela karena dirumah pun telah menunggu istri dan dua anaknya yang lain untuk menikmati berbuka dengan es buah yang dibelinya. Namun si anak terus memaksa hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengejar bocah dengan sepeda dan berniat memberinya satu bungkus es, toh ia masih punya empat bungkus lagi, pikirnya dalam hati. Tak berapa lama bapak tadi berhasil menyusul laju sepeda si bocah, setelah menjelaskan maksudnya si bapak memberikan sebungkus es kepada anak tersebut, namun tak disangka sangka, bocah tersebut menolaknya dengan halus, si bapak tadi sedikit bingung dan bertanya kenapa, dengan gayanya si bocah menjawab bahwa ia tidak terlalu perlu untuk mendapatkan es untuk berbuka, ia masih dapat berbuka apa adanya dirumahnya nanti, sama sekali tak berpengaruh pada puasanya dengan atau tanpa es ia akan berbuka puasa, paling tidak ia telah berusaha mendapatkannya namun tak berhasil , sementara ia melihat si bapak nampaknya lebih perlu membelinya untuk keluarganya di rumah, si bapak tak mau kalah, ia juga menjawab bahwa ia juga tak terlalu perlu dengan es tersebut untuk berbuka, namun tak disangka kembali dengan gayanya ia menjawab, kalau bapak tak terlalu perlu tentu tadi bapak tidak akan mendahului gilirannya ketika uangnya terjatuh, namun yang terjadi bapak seolah takut tak kebagian maka bapak mendahului gilirannya, setelah mengucapkan terima kasih, walau tetap tak menerima pemberian tersebut, si anak pergi meninggalkan si bapak dan anaknya yang nampak tersenyum mendengar jawaban si bocah. Akan halnya si bapak?.... ia merasa seperti di ketuk kepalanya oleh anak kecil sekaligus membuat dirinya malu harus berebut jajanan hanya untuk melampiaskan nafsu berbuka dengan es buah?.... ia berpikir dalam hati seenak apapun es buah itu, apakah sepadan untuk menodai puasanya dengan ia berebut antri dengan bocah tadi yang nyata nyata tak terlalu mempersoalkan dapat atau tidaknya jajanan yang sama sama ingin dibelinya.... dalam kebingungannya sayup-sayup terdengar adzan maghrib telah berkumandang.... pertanda waktu berbuka puasa telah telah tiba ...... Alhamdulillah........

No comments:

Post a Comment